Senin, 14 Juni 2010

nasehat ulama karismatik




Akhlaq yang mulia

Ada beberapa istilahyang sering digunakan secara bergantian untuk menunjukan maksud yang sama, istilah moral,akhlaq, karakter, etika, budi pekerti dan susila. Dalam kamus bahasa Indonesia, moral diartikan sebagai keadaan baik dan buruk yang diterima secara umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, budi pekerti dan susila. Moral juga berarti kondisi mental yang terungkap dalam bentuk perbuatan. Selain itu moral berarti sebagai ajaran kesusilaan. Kata moral sendiri berasal dari bahasa latin mores yang berarti tatacara dalam kehidupan, adat istiadat dan kebiasaan.

Dalam terminologi Islam, pengertian moral dapat disamakan dengan pengertian Akhlaq, dan dalam bahasa Indonesia moral dan Akhlaq maksudnya sama dengan budi pekerti atau kesusilaan. Kata Akhlaq berasal dari kata Kholaqo ( Bahasa Arab ) yang berarti perangai, tabiatdan adat istiadat. Al – ghazalii mendefinisikan ahklak sebagai suatu perangai (watak/tabi’atiwa seseorang yang menetap dalam jika seseorang dan merupakan sumber tanpa timbulnya perbuatan-perbuatan tertentu dari dirinya secara mudah dan ringan tanpa dipikirkan atau direncanakan sebelumnya.

Wahai saudaraku, dijaman yang telah canggih ini, kita dapat melihat dan merasakan, bahwa kemorosotan moral dan kehancuran akhlaq telah menjadi virus yang membahayakan. Bahkan telah menyebar luas dikalangan masyarakat Indonesia yang tercinta ini. Tidak bisa dipungkiri, apabila ini dibiarkan begitu saja dan sampai mewabah, baik dari kalangan rakyat kecil sampai tingkat pemerintahan, tingkat sipil maupun para artis dan para pejabat, maka sudah pasti Indonesia akan mencapai titik 0. Dan tidak akan lama akan mengalami kehancuran, bahkan bisa saja NKRI akan kembali mengalami kehancuran dengan terpecahnya persatuan dan kesatuan.

Wahai saudara-saudaraku para pejabat pemerintahan, saudara-saudaraku para pemimpin agama, saudara- saudaraku kaum buruh, saudara-saudaraku tukang ojek,tukang becak, sopir angkut, para pedagang, saudara-saudaraku para pengemis, para pengamen jalanan dan seluruh saudara-saudaraku yang ada diseluruh pelosok bumi, ketahuilah bahwa bangsa kita saat ini adalah bangsa termiskin dengan urutan ketiga dari seluruh negara yang ada dimuka bumi ini. Kemiskinan yang kita derita saat ini bukan hanya kemiskinan harta saja, tapi termasuk kemiskinan Ilmu, kemiskinan moral, kemiskinan dari rasa kebersamaan dan kemiskinan persatuan dan kesatuan.. Negara kita sudah terkotak-kotak dan terpecah belah.

Wahai saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, akankah kita biarkan negara warisan presiden kita yang pertama ( Ir. Soekarno ) kembali hancur dan terpecah belah? Akankah negara yang majemuk ini, yang penuh dengan kekayaan alam ini dibiarkan untuk dirampas oleh tangan – tangan yang tidak bertanggung jawab. Wahai saudara-saudaraku rakyat Indonesia, marilah kita kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah. Kita jadikan bangsa kita ini, bangsa yang penuh dengan nilai-nilai moral yang beradab yang berakhlakul karimah ( mulia ).

Baiklah marilah kita renungkan nasehat para ulama kita dengan penuh khidmat. Dan mudah-mudahan dengan merenungkan ayat berikut membuat kita semakin bemoralitas yang tinggi,penuh kewibawaan, dan kemuliaan.

Dalam kehidupan, manusia perlu memiliki akhlaq- akhlaq yang mulia terutama yang sesuai dengan nilai- nilai Al- Qur’an dan Sunnah, diantaranya :

Ø Sikap Ihsan ( Berbuat Baik ),

Sebagaimana Firman Allah SWT yang berbunyi :

وإذ أخذنا ميثاق بني إسرائيل لا تعبدون إلا الله وبالوالدين إحسانا وذي القربى واليتامى والمساكين وقولوا للناس حسنا وأقيموا الصلاة وآتوا الزكاة ثم توليتم إلا قليلا منكم وأنتم معرضون

Artinya :

“83. dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.”

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

Ø Menyampaikan amanat.

Sesuai dengan Firman Allah SWT yang berbunyi :

وَآتُواْ الْيَتَامَى أَمْوَالَهُمْ وَلاَ تَتَبَدَّلُواْ الْخَبِيثَ بِالطَّيِّبِ وَلاَ تَأْكُلُواْ أَمْوَالَهُمْ إِلَى أَمْوَالِكُمْ إِنَّهُ كَانَ حُوباً كَبِيراً

2. dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah balig) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu Makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa yang besar.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَخُونُواْ اللّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُواْ أَمَانَاتِكُمْ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ

27. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.

Ø Etika kepada Allah.

وَلَمَّا جَاء مُوسَى لِمِيقَاتِنَا وَكَلَّمَهُ رَبُّهُ قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنظُرْ إِلَيْكَ قَالَ لَن تَرَانِي وَلَـكِنِ انظُرْ إِلَى الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُ فَسَوْفَ تَرَانِي فَلَمَّا تَجَلَّى رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكّاً وَخَرَّ موسَى صَعِقاً فَلَمَّا أَفَاقَ قَالَ سُبْحَانَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَاْ أَوَّلُ الْمُؤْمِنِينَ

143. dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, Maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". tatkala Tuhannya Menampakkan diri kepada gunung itu[565], dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, Dia berkata: "Maha suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman".

[565] Para mufassirin ada yang mengartikan yang nampak oleh gunung itu ialah kebesaran dan kekuasaan Allah, dan ada pula yang menafsirkan bahwa yang nampak itu hanyalah cahaya Allah. Bagaimanapun juga nampaknya Tuhan itu bukanlah nampak makhluk, hanyalah nampak yang sesuai sifat-sifat Tuhan yang tidak dapat diukur dengan ukuran manusia.

Dari Firman diatas dapat disimpulkan, bahwa dalam bertaqorrub Ilallah, dperlukan etika dan adab sopan santun. Kita tidak bisa mengenal Allah melalui akal pikiran kita,dan Allah tidak bisa disamakan dengan wujud seperti makhluknya. Oleh karena itu kita musti hati-hati dalam memahami wujud Allah yang sebenarnya. Jangan kita mengotori sifat-sifat ketuhanan Allah dengan akal pikiran kita yang terbatas..

Ø Etika terhadap Rosul SAW

Sebagaimana Firman Allah SWT yang berbunyi :

لَا تَجْعَلُوا دُعَاء الرَّسُولِ بَيْنَكُمْ كَدُعَاء بَعْضِكُم بَعْضاً قَدْ يَعْلَمُ اللَّهُ الَّذِينَ يَتَسَلَّلُونَ مِنكُمْ لِوَاذاً فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ.

63. janganlah kamu jadikan panggilan Rasul diantara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain). Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur- angsur pergi di antara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

1. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya[1407] dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

[1407] Maksudnya orang-orang mukmin tidak boleh menetapkan sesuatu hukum, sebelum ada ketetapan dari Allah dan RasulNya.

إِنَّ الَّذِينَ يَغُضُّونَ أَصْوَاتَهُمْ عِندَ رَسُولِ اللَّهِ أُوْلَئِكَ الَّذِينَ امْتَحَنَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ لِلتَّقْوَى لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ

3. Sesungguhnya orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka Itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa. bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.

Ø Istiqomah

Ø إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

13. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah[1388] Maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. [1388] Istiqamah ialah teguh pendirian dalam tauhid dan tetap beramal yang saleh.

Ø Mendamaikan perselisihan antar sesama manusia

Sesuai dengan ayat suci berikut, yang berbunyi :

لاَّ خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِّن نَّجْوَاهُمْ إِلاَّ مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلاَحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتَغَاء مَرْضَاتِ اللّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْراً عَظِيماً

114. tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau Mengadakan perdamaian di antara manusia. dan Barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah, Maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.

Ø Bertaubat

إِنَّ إِبْرَاهِيمَ لَحَلِيمٌ أَوَّاهٌ مُّنِيبٌ

75. Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang Penyantun lagi penghiba dan suka kembali kepada Allah.

Ø Berinfaq

مَّثَلُ الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنبُلَةٍ مِّئَةُ حَبَّةٍ وَاللّهُ يُضَاعِفُ لِمَن يَشَاءُ وَاللّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

261. perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[166] adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.

[166] Pengertian menafkahkan harta di jalan Allah meliputi belanja untuk kepentingan jihad, pembangunan perguruan, rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiah dan lain-lain.

Ø Mendahulukan kepentingan orang lain

وَالَّذِينَ تَبَوَّؤُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

9. dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin), atas diri mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung.

Wahai saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air, kalau saja ada 10 pemuda yang bermoralitas tinggi, penuh kewibawaan dan keberanian menegakan kejujuran, penuh semangat menuntut ilmu, maka kujadikan seluruh negara didunia takluk terhadap Indonesia.

Pancasila sebagai simbol bangsa, burung garuda yang gagah nan perkasa terbang keseantero jagad raya, sang saka merah putih yang berkibar penuh kesucian dan keberanian, Bahasa Indonesia bahasa Persatuan dan Internasional, semua negeri Indonesia tetap berdiri selama matahari terus bersinar. Majulah pemuda-pemudi Indonesia, tetap semangat dalam belajar, penuh dengan jiwa-jiwa Ketuhanan, bermoralitas yang mulia. Indonesia namamu tetap dikenang. Allaaaaaaaahuakbar..........!!!!!!!! Haleluyaaaaaaaaaa.........!!!! Merdekaaaaaaaa......!!!!!